TUGAS TEOLOGI PB I
KERAJAAN ALLAH
18.2 Tulisan-tulisan Yohanes
Dibandingkan
dengan Kitab-Kitab Injil Sinoptik, Injil Yohanes sangat sedikit berbicara
tentang Kerajaan. Hanya ada dua perikop yang menyatakan gagasan itu.
Perikop
pertama ialah Yohanes 3:3, yang terdapat dalam percakapan Yesus dengan
Nikodemus. Kata-kata Yesus “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali,
ia tak dapat melihat Kerajaan Allah” sangat membingungkan Nikodemus. Gagasan
kelahiran-kembali dipahaminya secara harafiah dan karena itu hanya diterima
dengan ragu. Tetapi gagasan Kerajaan tidaklah membingungkan. Kita tak dapat
menebak apa yang dipikirkan Nikodemus tentang Kerajaan, tetapi jelas bahwa hal itu
sudah biasa bagi dia. Sama seperti dalam Injil-injil sinoptik gagasan itu
dikemukakan tanpa penjelasan. Tetapi ayat ini melangkah lebih jauh dari
Kitab-ktab Injil Snoptik, dalam hal dihubungkannya “keikutsertaan dalam
Kerajaan” dengan “kelahiran kembali”. Ucapan dalam Yohanes 3:5 malah lebih
khusus lagi”Sesungguhnya jika seorang tidak lahir dari air dan Roh, ia tidak
dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah”. Ucapan ini membicarakan lebih dari
sekedar “melihat”: yang dipersoalkan ialah syarat masuk. Lagi pula peran serta
Roh dalam kelahiran-kelahiran memperlihatkan dengan jelas bahwa ini adalah
suatu pekerjaan ilahi. pernyataan ini membuang gagasan Kerajaan sebagai pekerja
manusia.
Dalam
Yohanes 18:33 Pilatus, dalam percakapannya dengan Yesus, bertanya: “Engkau
inikah Raja orang Yahudi?” Pertanyaan ini menggairahkan Yesus untuk menegaskan
bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini (Yoh 18:36). Ia membedakan penafsiran
Kerajaan yang politis dan yang Rohani, suatu pembedaan yang selaras dengan yang
terdapat dalam kitab-kitab Injil sinoptik. Yesus lebih lanjut mengakui bahwa Ia
adalah sorang raja dan kemudian menambahkan “Untuk itulah Aku lahir dan untuk
itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang
kebenaran” (Yoh 18:37). Ini betul-betul merupakan pandangan yang rohani tentang
Kerajaan. Pertanyaan itu bukan dimaksudkan untuk menyelubungi melainkan
sebaliknya untuk memberi kesaksian. Pernyataan itu juga sepenuhnya bersifat
pribadi: “Kerajaanku”.
Untuk
melengkapi kedua perikop yang khusus itu, ada beberapa ungkapan lain dalam
Injil Yohanes yang dapat dicantumkan di sini. Natanael menghubugkan gelar “Raja
orang Israel” dengan “Anak Allah” (Yoh 1:49) dan kedua gelar itu diterima Yesus
tanpa protes. Apa pun yang dimaksud oleh Natanael, Yesus menyadari bahwa
diri-Nya adalah seorang raja rohani dan Ia akan memahami gelar itu dalam
kerangka pengertian ini. Gelar yang sama diberikan kepada Yesus ketika Ia
memasuki Yerusalem (Yoh 12:13: “Hosanna! Diberkatlah Dia yang datang dalam Nama
Tuhan, raja Israel!”). kitab-kitab Injil sinoptik yang mencatat penggunaan
gelar ini, namun mereka semua menceritakan peristiwa masuk ke Yerusalem itu
sebagai suatu peristiwa yang ada hubungannya dengan raja.
18.3 Paulus
Kerajaan
Allah bukanlah tema utama dalam surat-surat Paulus, tetapi gagasan ini muncul
tiga belas kali dalam surat-suratnya. Ada juga beberapa ayat yang menyiratkan
pewarisan Kerajaan pada masa datang. Dalam I Korintus 6:9-10 gagasan pewarisan
Kerajaan dpakai sebagai landasan bagi orang-orang yang murni secara moral
(“kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan”, 1Kor 6:11). Hal
ini berarti mengesampingkan mereka yang telah terbiasa berperilaku tidak
senonoh atau jahat. Gagasan yang sama terdapat dalam Galatia 5:21, yang menyebutkan
bahwa perbuatan daging membuat seseorang seseorang “tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah”. Menurut Efesus 5:5 juga, orang cemar atau orang serakah,
artinya penyembahan berhala, tidak mendapat “tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan.13 Ayat terakhir ini sangat penting, karena
mengambarkan Kerajaan sebagai “Kerajaan Kristus dan Allah”.14 Daging
dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah menurut I Korinus 15:50,
yang nampaknya berarti bahwa Kerajaan itu tidak dimasukan dengan usaha manusia.
Tetapi Paulus tidak mengembangkan pemikiran ini.
13.
Kenyataan Paulus tentang “mendapat bagian dalam kerajaan” adalah erat berhubungan
dengan kenyataan Yesus mengenai “memasuki kerajaan”. Istilah paulus digali dari
LXX; dalam Ulangan perkataan yang sama terdapat lebih dari 50 kali.
14.
Penghubungan Kristus dengan Allah dalam Efesus 5:5 memperlihatkan pemgaruh kristologi
atas pendangan Paulus mengenai kerajaan.
18.4 Bagian-bagian yang lain dari
Perjanjian Baru
Dalam
Kisah Para Rasul Kerajaan disebutkan beberapa kali sebagai pokok pemberitaan
dan kesaksian (misalnya Kis 19:8; 20:25; 28:23). Kisah Para Rasul 19:8 disusul
dengan ungkapan “Firman Tuhan” dalam Kisah Para Rasul 19:10, ungkapan yang lebih
jelas lazim dalam kitab ini. Kedua ungkapan itu, Kerajaan Allah dan Firman
Tuhan, punya sinonim. Demikian pula dengan Kisah Para Rasul 20:24-25, dalam
pesan Paulus kepada para panatua di Efesus, Kerajaan disejajarkan dengan “Injil
kasih karunia Allah”. Ketika Paulus menjadi tawanan di Roma, ia memberitakan
Kerajaan Allah dan mengajarkan tentang Tuhan Yesus kepada semua orang yang datang
kepadanya (Kis 28:31). Ia melakukan hal yang sama ketika mengundang orang-orang
Yahudi untuk mendengar pesannya (Kis 28:23).
Dalam
Surat Ibrani para pembaca dihimbau agar
bersyukur karena mereka telah menerima Kerajaan yang tak tergoncangkan. Ini
menyatakan suatu pengalaman masa kini dan pengharapan bagi masa depan (Ibr
12:28) Kerajaan itu secara khusus dipertentangkan dengan segala ssuatu yang
lain yang sifatnya tak tetap. Tambahan pula suat ini diresapi dengan gagasan
tentang pewarisan Kerajaan.
Surat Yakobus menyebutkan tentang orang-orang
yang “kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang sudah dijanjikan-Nya
kepada barang siapa yang mengasihi Dia (Yak 2:5). 15
Dalam
II Petrus 1:11 terdapat keterangan
mengenai “hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus”. Penggambaran ini betul-betul berhubungan
dengan masa depan. Walaupun Surat I Petrus
tidak menyebutkan tentang Kerajaan, namun ada pernyataan tentang “suatu bagian
yang tak dapat binasa” (1 Ptr 1:4)
Dalam
Wahyu terdapat lebih banyak
keterangan mengenai Kerajaan. Dalam Wahyu 1:6 ditegaskan bahwa Yesus telah
membuat kita menjadi suatu kerajaan, suatu ucapan yang menaruh perhatian pada
warga-warga Kerajaan, yaitu mereka yang dibebaskan dari dosa oleh darah-Nya. 16
Dalam wahyu 1:9 Yohanes menyebut diri “sekutumu (yaitu para pembaca) dalam
kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus”. Yang dimaksud
tentu realitas kini dari Kaerajaan Allah, dan terus menurus diserang oleh
musuh-musuh Allah, hal terakhir itu merupakan tema khas dari seluruh isi kitab
ini.
15.
Dalam Yakobus 2:5 disebut “barangsiapa yang mengasihi Dia (Allah)”. Sebutan ini
member alas an untuk menolak pandangan bahwa hanyaorang msikin dapat menjadi
warga erajaan. Tetapi nampaknya dalam ayat ini tersirat pandangan Yakiobus
bahwa orang mskin itu labih mungkin melamar untuk menerima bagian dalam
Kerajaan.
16.
Dalam kenyataan ini artinya bukan suatu kerajaan ang mencakup imam-imam saja,
melainkan nahkan raja-raja dan imam-imam bersama menjadi bangsa yang kudus.
Tanggapan/
Kesimpulan
Tanggapan:
Konsep
mengenai tentang Kerajaan di dalam pembahasan ini mungkin tidak terlalu jelas tentang
maknanya, melainkan banyak kesulitan yang muncul dalam perdebatan tentang
pengajaran mengenai Kerajaan, diakibatkan oleh adanya anggapan bahwa Kerajaan itu
harus berarti sesuatu yang tertentu. Hingga ungkapan tertentu oleh para ahli,
misalnya pemikiran tentang “Kerajaan” atau “gagasan tentang Kerajaan” telah
menguatkan anggapan itu. Tetapi telah disarankan bahwa gagasan “Kerajaan” itu
lebih baik dimengerti sebagai suatu simbol, bukanlah sekedar suatu pemikiran
tunggal.
Kesimpulan:
Dapat
terlihat bahwa dalam ayat-ayat yang disebut di atas terdapat gagasan tentang
masa kini maupun masa depan dari Kerajaan, masing-masing kaya pula dengan
keanekaragaman. Memang mengherankan ketika kita menemukan bahwa keterangan
mengenai Kerajaan, lebih sedikit terdapat di luar kitab-kitab Injil Sinoptik daripada
di dalamnya. Walaupun demikian, keterangan yang muncul sesekali di sana sini
memperlihatkan bahwa gaagasan tentang Kerajaan berlanjut terus dalam Jemaat
Kristen.
Terimakasih, materinya sangat membantu kami. Tuhan Yesus Memberkati
BalasHapus